Tubuh manusia dirancang untuk bergerak. Ketika aktivitas fisik berkurang, sistem tubuh mulai beradaptasi secara perlahan namun memberikan efek yang nyata terhadap keseharian. Otot menjadi kurang lentur, sirkulasi darah melambat, dan tingkat energi menurun. Dalam jangka panjang, kurangnya pergerakan dapat membuat seseorang merasa cepat lelah bahkan saat melakukan tugas ringan. Itulah sebabnya gerak tubuh, sekecil apa pun, tetap penting untuk menjaga fungsi organ dan kebugaran secara menyeluruh.
Selain memengaruhi stamina, kekurangan aktivitas fisik juga dapat berdampak pada postur tubuh. Duduk terlalu lama tanpa peregangan menyebabkan otot punggung dan leher tegang, sementara sirkulasi darah ke kaki berkurang. Akibatnya, tubuh menjadi kaku dan mudah pegal. Pola ini umum terjadi pada pekerja kantoran atau pelajar yang banyak menghabiskan waktu di depan komputer. Dengan memahami bagaimana tubuh bereaksi terhadap kurangnya gerak, seseorang bisa lebih sadar akan perlunya menyisipkan aktivitas kecil di antara kesibukan sehari-hari.
Tidak hanya tubuh, pikiran juga dapat terpengaruh. Kurangnya gerakan dapat menurunkan kadar hormon yang berkaitan dengan suasana hati seperti endorfin. Akibatnya, seseorang mungkin merasa mudah stres atau sulit berkonsentrasi. Oleh karena itu, aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki selama beberapa menit bisa menjadi langkah sederhana untuk menjaga keseimbangan antara kesehatan tubuh dan kesejahteraan mental.
